Oct 1, 2012

Jejak Kaki Yang Bermakna




                                      \


Alkisah, ada sepasang suami istri yang sangat mengharapkan kehadiran seorang anak. Setelah melalui berbagai macam usaha dan waktu yang lama, akhirnya mereka dikaruniakan seorang putera yang berparas tampan. Say
angnya, si anak menderita kelainan bawaan yaitu penyusutan otot sehingga berdampak pada kaki yang lemah yang tidak cukup kuat untuk menopang tubuh yang bertumbuh.

Kata dokter, "Bapak, ibu. Tidak ada cara lain untuk membuat putera Anda kelak bisa berdiri dan berjalan sendiri, yaitu dengan membiarkan dia berjalan dan melakukan segala sesuatunya sendiri. Anda berdua harus tega demi masa depannya. Itu satu-satunya jalan jika kelak ingin melihatnya bisa berjalan sendiri".

Sejak saat itu, dengan penuh sayang dan hati yang pedih, mereka setiap hari harus melihat putera kesayangan bersusah payah belajar berjalan, terjatuh, sakit, kadang terluka hingga menangis dan kemudian harus mulai bangkit dan berjalan lagi. Begitu seterusnya.

Suatu hari, saat si anak berusia 9 tahun, terjadi peristiwa yang cukup tragis. Hari itu, udara begitu dingin, salju turun dengan cukup lebat. Jarak dari rumah ke sekolah kira-kira 1 kilometer. Saat sekolah usai, si anak sangat berharap orang tuanya akan datang menjemput dan membantunya berjalan pulang. Ditunggu-tunggu dengan cemas, hingga sekolah sepi, orangtuanya tak kunjung tiba. Hati anak itu pun dipenuhi dengan kekecewaan, kemarahan dan kebencian.

"Papa Mama kejam. Jahat. Tidak sayang padaku. Membiarkan aku menderita. Aku benci mereka!!" sambil mengertakkan gigi, dia pun berjalan pulang dengan langkah terseok-seok. Jalanan tertutup oleh salju dan itu sangat menyulitkan untuk mengatur langkah kakinya yang lemah. Setapak demi setapak. Berkali-kali dia jatuh, kesakitan, memar dan bahkan berdarah. Setiap kali terjatuh, hatinya semakin sakit dan kebencian kepada orang tuanya makin membara. Tekad di dadanya bulat untuk membenci orangtuanya seumur hidup.

Akhirnya...si anak tiba di depan rumah. Saat pintu dibukakan, ayah dan ibunya segera memeluk sambil menangis. "Anakku, kamu hebat sekali! Kami tahu kamu sangat menderita, kami melihat dari jauh setiap langkah dan kejatuhanmu, maafkan ayah dan ibu yang tidak membantumu. Tapi lihatlah ke belakang....bekas tapak kakimu di atas salju....dan itu adalah tapak kakimu sendiri, Nak. Kamu sendiri, berhasil melalui perjalanan sulit hari ini.

Ingat Nak, hari-harimu ke depan masih panjang dan tidak mudah, tetapi dengan kemampuanmu hari ini, papa mama yakin dan percaya, kamu akan bisa melaluinya, dengan percaya diri dan tanpa perlu bertopang kepada orang lain".

Si anak pun segera larut dalam tangis bahagia. Karena ternyata orang tuanya bukannya tidak menyayanginya tetapi mereka menunjukkan kasih sayang dengan membiarkan berjalan sendiri menyongsong masa depan yang akan dilaluinya nanti.

Sahabat SL-Books yang terkasih,

Kita sebagai orangtua, ketika anak mengalami kesulitan cobalah untuk membiarkan mereka berdiri dan menemukan solusi. Biarkan mereka belajar dan berusaha. Justru keberanian untuk menanggung setiap kesulitan yang dihadapilah yang akan menjadikan anak kita sebagai pribadi yang tangguh, mantap, percaya diri, dan bertanggung jawab.

Hingga kelak, tanpa kita, mereka akan bertumbuh sebagai manusia yang kuat dalam menghadapi problem yang muncul dan bisa menjadi pemenang dalam mengarungi lautan kehidupan ini.

Artikel ini kiriman Sdr Hasan (Jakarta)

Link Facebook Sdr Hasan ->http://www.facebook.com/kumpulan.kata

++++++++
-Footprints which means-as the story, there are a pair of husband and wife is the presence of a child. After going through all kinds of efforts and a long time, eventually they had a son who was looking handsome. Unfortunately, the child suffered from a congenital disorder that is the shrinking muscles so that the impact on the weak legs are not strong enough to sustain the body grow.

The doctor said, "the father, the mother. There is no other way to make Your son would be up and running by yourself, that is by letting him run and do things on their own. You both must bear for the sake of his future. It is the only way if would like to see it can walk on its own ".

Since then, with great compassion and heart a poignant, they each day should see the Prince's favourite trouble learning to walk, falling over, pain, hurt and cry and then have to start to get up and walk again. So onward.

One day, when the child was 9 years old, there was a fairly tragic event. That day, the air is so cold, it snowed quite heavily. The distance from home to school is approximately 1 kilometer. When school ended, the child is hoping his parents will come pick up and help her walk home. The eagerly awaited anxiously, to the deserted school, his parents never arrived. The boy's heart was filled with disappointment, anger and hatred.

"Papa Mama cruel. Evil. Don't pity me. Let me suffer. I hate them!!!! "while gritting his teeth, he was walking home with fell. The streets covered by the snow and it was very difficult to organize the footsteps that are weak. Step by step. Many times she falls, pain, bruising and even bleed. Each time the drop, his heart is getting hurt and resentment towards his parents was smoldering. Determination on her chest round to hate their parents for life.

Finally ... the child arrives at the home front. When the door opened, the father and mother immediately embraced and wept. "My son, you are fabulous! We know you suffered, we saw from afar every step and Feller, excuse my fathers and mothers who do not find helpful. But look at it backwards ... the former footprint of your feet in the snow .... and that is your own footprint, son. You yourselves, managed through the difficult journey today.

Remember son, your days ahead is still long and not easy, but with the kemampuanmu today, papa mama sure and believe, you will get through it, with confidence and without leaning to others ".

The son immediately dissolves in tears. As it turned out her parents not favored but they show affection by letting run its own future that will meet their path later.

PAL SL-Books beloved, we as parents, when the son of experiencing difficulties try to let them stand up and find a solution. Let them learn and strive. Thus the courage to endure any hardships that a dihadapilah will make our child as a person who is tough, steady, confident, and responsible.

Until later, without us, they would grow as the strong man in the face of emerging problems and can become a winner in wading through a sea of this life.

This article submissions Sdr Hasan (Jakarta) Link Facebook Sdr Hasan-http://www.facebook.com/kumpulan.kata > (Translated by Bing)

No comments:

Post a Comment